Cari Blog Ini

Selasa, 30 Juni 2015

Istiqamah dan Kiat Meraihnya

 

Aفَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ

"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan" (Surat Hud ayat 112)

 

حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَاعِزٍ، عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ

اللَّهِ الثَّقَفِيِّ، قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ حَدِّثْنِي بِأَمْرٍ أَعْتَصِمُ بِهِ ‏.‏ قَالَ ‏"‏ قُلْ رَبِّيَ اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقِمْ ‏"‏ ‏.‏ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَخْوَفُ مَا تَخَافُ عَلَىَّ فَأَخَذَ بِلِسَانِ نَفْسِهِ ثُمَّ قَالَ ‏"‏ هَذَا ‏"‏ ‏.‏ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ ‏.

 

"Dari sufyan bin abdullah atsaqafiy berkata, wahai rasulullah katakan kepadaku sesuatu yang aku akan berpegang teguh dengannya. Beliau shalallahu 'alaihi wasalam bersabda, "Katakanlah tuhanku adalah Allah kemudian beristiqamahlah." Aku kemudian bertanya, "Wahai rasulullah apakah sesuatu yang paling engkau khawatirkan padaku?" maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam memegang ujung lidahnya sendiri kemudian berkata, "Ini" (HR At tarmidzi no. 2410)

 

حدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى الْبَصْرِيُّ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ أَبِي الصَّهْبَاءِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، رَفَعَهُ قَالَ ‏"‏ ذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا ‏"‏ ‏.‏ حَدَّثَنَا هَنَّادٌ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ، نَحْوَهُ وَلَمْ يَرْفَعْهُ وَهَذَا أَصَحُّ مِنْ حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ مُوسَى ‏.‏ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ لاَ نَعْرِفُهُ إِلاَّ مِنْ حَدِيثِ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ وَقَدْ رَوَاهُ غَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ وَلَمْ يَرْفَعُوهُ ‏.‏ حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ أَبِي الصَّهْبَاءِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ أَحْسَبُهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَذَكَرَ نَحْوَهُ

 

"Diriwayatkan dari Abu Sa' id radhiyallah 'anhu, dia memarfu' kannya kepada rasulullah, beliau shalallahu 'alaihi wasalam bersabda jika anak keturunan Adam berada di pagi hari seluruh organ tubuh tunduk kepada lidah dengan berkata, 'bertakwalah kepada Allah pada kami karena kami bersamamu. Jika engkau istiqamah kami juga istiqamah. Jika engkau menyimpang kami juga menyimpang. (HR At tirmidzi no 2407)

 

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَائِشَةَ ـ رضى الله عنها ـ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَحْتَجِرُ حَصِيرًا بِاللَّيْلِ فَيُصَلِّي، وَيَبْسُطُهُ بِالنَّهَارِ فَيَجْلِسُ عَلَيْهِ، فَجَعَلَ النَّاسُ يَثُوبُونَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَيُصَلُّونَ بِصَلاَتِهِ حَتَّى كَثُرُوا فَأَقْبَلَ فَقَالَ ‏"‏ يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قل

 

"Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus menerus walaupun sedikit." (HR Bukhari no 5861 dari 'Aisyah radhiyallah 'anna)

 

Faidah - Faidah :

Allah memerintahkan hambanya untuk beristiqamah di jalan yang lurus dengan istiqamah yang tidak melampaui batas. Artinya pertengahan dalam istiqamah. Karena hal itu dapat membuat istiqamah dapat terus dilakukan. Hal ini sebagaimana yang Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam sabdakan bawa amalan yang paling Allah cintai adalah yang berkelanjutan meskipun sedikit. Rasulullah juga menganjurkan umatnya untuk melaksanakan amalan ketaatan sesuai kemampuan dan tidak memberati beratkan.

Istiqamah di atas keimanan kepada Allah adalah hal yang paling utama untuk dipegang erat. Hal ini tampak jelas saat salah seorang sahabat bertanya kepada rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam tentang hal yang harus ia pegang teguh.

Tolak ukur keistiqamahan adalah lisan. Jika ia mampu menjaga lisannya untuk selalu berkata yang baik maka bagian tubuhnya yang lain pun akan turut istiqamah.

Sabtu, 20 Juni 2015

Kedudukan Sunnah dalam Syariat Islam


إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُون   
( ااحجر:٩) 

 إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡي يُوحَىٰ وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ
(النجم:٤-٣)


بِٱلۡبَيِّنَٰتِ وَٱلزُّبُرِۗ وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلذِّكۡرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيۡهِمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ
النحل :٤٤

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا 
(النساء : ٥٩)

ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗا 
(الماءدة :٣)

أكتب فالذي نفسي بيده ما يخرج منه إلا حق

(رواه أحمد و أبو داود و الجرمي و الحكيم)

ألا إني أوتيت الكتاب و مثله معه ألا إني أوتيت القرآن و مثله معه
(رواه أحمد)

 

Faidah :
  • Wahyu adalah adz dzikr berdasarkan kesepakatan seluruh umat Islam, dan zikir terpelihara berdasarkan Nash Al Qur'an. Maka sabda - sabda nabi Shalallahu 'alaihi wa salam pun terpelihara dan pasti dijaga oleh Allah.
  • Diantara penjagaan Allah terhadap Asunnah adalah tidak tercampurnya antara hadis palsu dan hadis shahih.
  • Nabi diperintahkan untuk menjelaskan Al Qur'an. Maka penjelasan nabi yang merupakan sunnah tentu termasuk hal yang dijaga oleh Allah. Jika tidak, ada banyak syariat Islam yang tidak dijelaskan.
  • Seorang muslim apabila berselisih dengan sesuatu harus kembali kepada Al qur'an dan As Sunnah. Ini menunjukkan besarnya kedudukan As sunnah. Karena As sunnah memiliki kedudukan yang besar, maka tentu Allah akan menjaganya.
  • As sunnah merupakan bagian dari kesempurnaan Islam. Jika satu bagian dari as sunnah hilang sama buruknya dengan hilangnya satu bagian dari Al Qur' an. Karena As sunnah adalah penjelas bagi Al qur'an.

 

Disarikan dari buku Kedudukan As Sunnah dalam Syariat Islam karya Al Ustadz Yazid Bin Abdul Qadir Jawaz Bab Muqaddimah.

Kamis, 18 Juni 2015

Tidak Akan Merugi


 

Firman Allah Ta'ala :

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran" (QS. Al 'Ashr).

قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ


 

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,"(QS al mu'minun : 1)    


 

مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلا الإيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا

"Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Quran itu dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami." (Asy Syuura: 52).


 

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرَ


 

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik." (Al baqarah 25)


 

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (QS. Fushshilat : 33).


 

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (١٠٨)

"Katakanlah, "inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (Yusuf: 108).


 

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا

"Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah dalam memerintahkannya." (QS. Thaha: 132)


 


 

قَالَ رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّى كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

"Yusuf berkata: 'Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh'." (QS. Yusuf: 33).


 

فَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ

Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu." (QS. Al-Insan: 24)


 

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ


 

"Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran para rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar (adzab) disegerakan untuk mereka." (QS. Al-Ahqaf: 35)


 

Sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلىَ كُلِّ مَسْلَمٍ

"Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah nomor 224 dengan sanad shahih).


 

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ‏"‏ ‏

(HR Muslim)


 

لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتىَّ يَسْأَلَ عَنْ عِلْمِهِ مَا فَعَلَ بِهِ

,"Seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat nanti hingga dia ditanya tentang ilmunya, apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu tersebut." (HR. Ad Darimi nomor 537 dengan sanad shahih).


 

فَوَاللَّهِ لَأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

Demi Allah, sungguh jika Allah memberikan petunjuk kepada seseorang dengan perantara dirimu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah" (HR. Bukhari nomor 2783).


 

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

"Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian, hingga ia senang apabila saudaranya memperoleh sesuatu yang juga ia senangi." (HR. Bukhari nomor 13).


 

Perbuatan Sahabat

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, dahulu ada dua orang sahabat yang setiap kali mereka bertemu mereka tidak akan berpisah sampai mereka membaca surat Al – Asr hingga selesai.


 

Perkataan Ulama


 

لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسَعَتْهُمْ

"Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka." [Tafsir Ibnu Katsir 8/499].


 

Syaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin rahimahullah berkata, "Maksud perkataan Imam Syafi'i adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal sholih, berdakwah kepada Allah, dan bersabar atas semua itu. Beliau tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syari'at. Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman, beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan saling menasehati agar bersabar" [Syarh Tsalatsatul Ushul].


 

فَبِالِأَمْرَيْنِ اْلأَوَّلِيْنَ، يُكَمِّلُ اْلإِنْسَانُ نَفْسَهُ، وَبِالْأَمْرَيْنِ اْلأَخِيْرِيْنَ يُكَمِّلُ غَيْرَهُ، وَبِتَكْمِيْلِ اْلأُمُوْرِ اْلأَرْبَعَةِ، يَكُوْنُ اْلإِنْسَانُ قَدْ سَلِمَ تعل مِنَ الْخُسَارِ، وَفَازَ بِالْرِبْحِ [الْعَظِيْمِ]

"Maka dengan dua hal yang pertama (ilmu dan amal), manusia dapat menyempurnakan dirinya sendiri. Sedangkan dengan dua hal yang terakhir (berdakwah dan bersabar), manusia dapat menyempurnakan orang lain. Dan dengan menyempurnakan keempat kriteria tersebut, manusia dapat selamat dari kerugian dan mendapatkan keuntungan yang besar" [Taisiir Karimir Rohmaan hal. 934].


 


 


 

Faidah – Faidah :

  1. Besarnya kandungan surat Al – Asr
  2. Pentingnya mengamalkan surat Al – Asr
  3. Seluruh manusia berada dalam kerugiaan kecuali mereka beriman sebagaimana yang Allah katakan dalam surat Al mu'minun.
  4. Keimanan tidak akan didapat kecuali dengan ilmu, karena Allah berkata dalam surat As ayu' ara bahwa dahulu kita ini tidak mengetahui apa itu al Quran dan iman, kemudian Allah memberi cahaya berupa ilmu sehingga ketika bisa memahami keimanan.
  5. Mereka yang berilmu akan terus berada dalam kerugian kecuali mereka mengamalkan ilmu mereka. Karena orang yang memiliki ilmu pada hari kiamat tidak akan beranjak di hadapan Rabbnya sampai ditanya ilmu apa saja yang telah dia amalkan.
  6. Mereka yang sudah memiliki ilmu harus mendakwahkan ilmu mereka di jalan Allah. Berdakwah di jalan Allah merupakan jalan para nabi dan yang mengikuti mereka. Dakwah merupakan sebaik baik perkataan di sisi Allah. Dakwah di jalan Allah merupakan bentuk cinta kepada mukmin. Cinta kepada mukmin merupakan salah satu bentuk kesempurnaan iman.
  7. Mereka yang sudah berilmu, beriman, beramal, dan berdakwah harus bersabar. Jika keempat ini terpenuhi mereka akan terhindar dari kerugian.
  8. Kesabaran terdiri dari tiga jenis : Pertama : bersabar terhadap ketaatan sebagaimana yang Allah perintahkan dalam surat Thaha ayat 132, kedua : bersabar untuk menghindari kemaksiatan sebagaimana yang dicontohkan nabi yusuf dalam Al qur'an ketika beliau berusha menahan hawa nafsunya karena takut kepada Allah, dan ketiga : bersabar terhadap takdir Allah sebagaiaman yang Allah perintahkan dalam surat Al insan.
  9. Surat Al – Asr menjelaskan prinsip kesuksesan diri sendiri dan orang lain.